PENGERTIAN KURS
2.1 Pengertian Kurs
Nilai Tukar Mata Uang yang lainnya disebut Kurs, Menurut Paul R Krugman dan
Maurice (1994 : 73) adalah Harga sebuah Mata Uang dari suatu negara yang diukur
atau dinyatakandalam mata uang lainnya. Menurut Nopirin (1996 : 163) Kurs
adalah Pertukaran antara dua Mata Uang yang berbeda, maka akan mendapat
perbandingan nilai/harga antara kedua Mata Uang tersebut. Menurut Salvator
(1997 : 10) Kurs atau Nilai Tukar adalah Harga suatu Mata Uang terhadap Mata
Uang lainnya.
2.1.1.
Kurs Spot (Spot Rales) Dan Kurs Berjangka (Forward Rales)
Transaksi Valuta Asing yang mana kedua belah pihak sepakat untuk saling
menukarkan simpanan bank mereka serta melaksanakan secepatnya. Kurs yang
melandasi perdagangan seketika (On The Spot) ini disebut Kurs Spot (Spot
Exchange Rate), sedangkan kesepakatannya disebut Transaksi Spot. Istilah
“seketika” atau “spot” ini sebenarnya kurang tepat mengingat pertukaran spot
lajimnya baru dilaksanakan dua hari setelah tercapainya kesepakatan.
Keterlambatan ini terjadi karena dalam kebanyakan transaksi bank perlu dua hari
guna melaksanakan intruksi pembayaran (misalnya berupa cek). Dalam kepustakaan
Pasar Valuta Asing, tanggal dimana kedua belah pihak benar-benar menerima dana
yang mereka beli, yakni dua hari setelah kesepakatannya, disebut Tanggal Nilai
(Value Date). Beberapa kesepakatan Valuta Asing acapkali secara khusus
menetapkan suatu tanggal nilai lebih dari dua hari, bias 30 hari, 90 hari, 180
hari, atau bahkan beberapa tahun.Kurs yang menjadi dasar bagi transaksi semacam
ini disebut Kurs Berjangka (Forward Exchange Rate). biasanya, Kurs ini akan
memiliki selisih bila dibandingkan dengan Kurs Spot maupun Kurs Berjangka yang
tanggal nilai pemberlakuannya berbeda. Bila hari ini anda sepakat menjual Pound
untuk memperoleh Dolar dimasa mendatang atas dasar Kursnya di waktu kemudian,
maka anda “menjual pound berjangka” dan “membeli dolar berjangka” (Paul R
Krugman & Maurice : 51).
2.1.2.
Futures And Options
Sebuah Perusahaan atau Bank juga dapat membeli atau menjual apa yang disebut
sebagai Futures dan Options Valuta Asing. Seperti halnya Kontrak / Transaksi
Valuta Asing secara berjangka, Instrumen-instrumen ini melibatkan juga kegiatan
pertukaran Mata Uang dimasa mendatang.hanya saja periode dan syarat-syaratnya
berbeda dari kontrak / transaksi berjangka biasa. Future Valuta Asing adalah
sebuah kontrak berjangka atas Valuta Asing dalam jumlah standar yang
penyerahanya akan dilakukan pada tanggal-tanggal tertentu yang telah disepakati
sebelumnya.manakala anda membeli sebuah Kontrak Futures pada dasarnya anda
membeli janji dari penjualnya bahwa sejumlah valuta asing tertentu akan
diserahkan kepada anda pada tanggalnya dimasa mendatang kontrak berjangka
dijual atau dipindahtangankan kepada pihak lain (biasanya kepada sebuah bursa
futures yang telah terorganisasi dengan baik) seandainya karena sesuatu alasan
anda tidak bisa atau tidak berminat merealisir kontrak tersebut sedangkan
kontrak berjangka biasanya tidak bisa dipindahtangankan. Kalau kontrak futures
itu jadi anda jual, maka segala resiko dan potensi keuntunganya juga anda
serahkan kepada pembelinya.pasar futures ini berbeda dari pasar berjangka dalam
hal valuta asing. Dalam pasar futures hanya terdapat beberapa jenis Mata Uang
saja. Disamping itu, jumlah Mata Uang yang diperjualbelikan atau ditetapkan
pada saat-saat tertentu, dan Fluktuasi Kursnya pun dibatasi. Pada dasarnya,
Option Valuta Asing adalah sebuah kontrak ynag memberi hak kepada pembeli,
namun tidak disertai dengan kewajiban untuk membeli (disebut Call Option) atau
kewajiban untuk menjual (istilahnya adalah Put Option) atas sejumlah Valuta
Asing tertentu, pada tanggal tertentu yang telah dinyatakan sejak awal. sebuh
option memberi pemiliknya hak untuk membeli atau menjual sejumlah Devisa atau
Valuta Asing dengan harga tertentu setiap saat dalam kurun Mata Uang di masa
mendatang jika ternyata kursnya memang menguntungkan, sebaliknya jika tidak
menguntungkan, maka ia juga boleh untuk tidak membeli (Salvator :1997 : 20).
2.1.3.
Pendekatan Perdagangan atau Pendekatan Elastisitas terhadap Pembetukan
Kurs Salah satu model kurs tradisional yang sangat penting didasarkan
pada kajian terhadap arus pertukaran barang dan jasa antar negara.
Artinya,model ini melihat bahwa nilai tukar atau kurs antar dua mata uang dari
dua negara ditentukan oleh besar kecilnya perdagangan barang dan jasa yang
berlangsung diantara kedua negara tersebut. Itulah sebabnya model ini lazim
disebut sebagai pendekatan perdagangan (trade approach) atau pendekatan
elastisitas (elastisitas approach to exchange rate determination). Meurut
pendekatan ini kurs equilibrium adalah kurs yang akan menyeimbangkan nilai
impor dan ekspor dari suatu negara.jika nilai impor negara tersebut lebih besar
ketimbang nilai ekspornya (artinya negara yang bersangkutan mengalami defisit
perdagangan). Maka kurs mata uangnya akan mengalami peningkatan (artinya mata
uangnya mengalami defresiasi atau penurunan nilai tukar) dan hal ini akan
berlangsung secara cepat dalam sistem kurs mengambang yang berlaku saat ini.
Peningkatan kurs (angka nominalnya) atau penurunan nilai tukar mata uang
tersebut akan membuat harga dari berbagai komoditi ekspornya menjadi lebih
murah bagi para importir atau pihak asing sedangkan berbagai produk barang dan
jasa impor menjadi lebih mahal bagi penduduk domestik. akibatnya lambat laun
ekspor negara tersebut mengalami kenaikan dan impor menurun sampai akhirnya
nilai perdagangan internasionalnya benar-benar seimbang (Impor = Ekspor).
karena kecepatan proses penyesuian tersebut ditentukan oleh respon atau elastis
impor dan ekspor terhadap perubahan-perubahan kurs, maka pendekatan ini disebut
pendekatan elastisitas (Salvator : 1997 : 42).
2.1.4.Arbitrase
Kurs antara dua mata uang bisa dibuat sama diberbagai pusat moneter melalui
arbirtrase (arbitrase). Istilah ini mengacu pada praktek pembelian suatu mata
uang disebut pusat moneter dimana harganya lebih murah, untuk kemudian segera
dijual kembali kepusat moneter lainnya yang menawarkan harga lebih mahal, dalam
rangka mencetak keuntungan dalam jangka pendek.begitu kegiatan arbitrase
berlangsung, Kurs antar dua mata uang cenderung mendekat sehingga sama besarnya
didua pusat moneter yang terkait.
2.2
Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)
Menurut Ace Partadireja, pengertian PDB
adalah hasil produksi barang-barang dan jasa-jasa dari orang-orang dan
perusahaan-perusahaan asing yang ada di negara yang bersangkutan, dimana PDB
atau Gross Domestik Product dinamakan Bruto (Gross) karena sama dengan
GNP,memasukan penyusutan (Depreciation). Dikatakan domestik (Domestik) karena
batasnya adalah wilayah suatu negara, termasuk didalamnya
orang-orang/perusahaan-perusahaan asing. Dinamakan produk (Product) karena yang
dihitung adalah produksi barang-barang dan jasa-jasa selisih antara GNP dan GDP
adalah pembayaran luar negeri (Net Factor Income To Abroad). GDP dikurangi Net
Factor Income To Abroad adalah sama dengan Gross Natonal Product. Jika PDB
suatu negara lebih besar dari PNB (GNP), maka penanaman modal luar negeri lebih
besar dari pada penanaman modal negara itu di luar negeri. Dugaan sementara
bahwa negara itu belum maju, belum melebarkan sayap usahanya keluar negeri dan
masih menerima banjir modal dari luar negeri. jika PDB lebih kecil dari PNB
maka keadaannya adalah sebaliknya, negara itu sudah maju (Ace Partadireja :
195). Menurut Faried Wijaya (2000 : 13) bahwa PDB adalah Nilai uang berdasarkan
harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang di produksi oleh suatu
perekonomian selama suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gros Domestik Produk (GDP) ialah merupakan nilai
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam negara dengan menggunakan
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk negara tersebut dan penduduk
negara lain. PDB ini hanya mencakup barang dan jasa akhir yaitu barang dan jasa
yang dijual kepada pengguna yang terakhir. Dalam perhitungan PDB mengabaikan
nilai suatu komoditas karena telah dihitung dalam GDP pada saat diproduksi
artinya peningkatan PDB mencerminkan peningkatan balas jasa kepada faktor
produksi yang digunakan dalam aktivitas suatu produksi (Williama A Mceachern :
2000)
Sumber : http://ebyyan.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar