Senin, 17 Oktober 2011

Pengaruh Krisis Global terhadap Pedagang Kaki Lima


Pengaruh Krisis Global terhadap Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang (jasa-jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal (Winardi dalam Haryono, 1989). Pedagang kaki lima pada umumnya adalah self-employed, artinya mayoritas pedagang kaki lima hanya terdiri dari satu tenaga kerja. Modal yang dimiliki relatif tidak terlalu besar. Menurut saya peran pedagang kaki lima masih sangat penting untuk menopang ekonomi ditengah krisis finansial global. Pedagang kaki lima itu jangan digusur tapi jutsru sediakan tempat untuk berdagang. Ini pengaman kita untuk sektor riil dalam menghadapi krisis finansial global. Bagaimanapun organisasi pedagang kaki lima belum mampu membantu pedagang kaki lima dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi dan keadaan ini sebenarnya menjadi tantangan yang masih harus diperhatikan oleh pihak-pihak terkait.

Perspektif Penelitian dalam Akuntansi


Perspektif Penelitian dalam Akuntansi
Pada dasarnya pengetahuan diperoleh melalui tahapan sebagai berikut:“Pengalaman, dimana keunikan beberapa kejadian, fenomena mendorong kita untuk melakukan observasi dan refleksi untuk mengetahui penyebabnya, dan merumuskan hipotesisnya dalam bentuk konsep dan generalisasi yang abstrak. Langkah selanjutnya yaitu menguji hipotesisnya, memahami implikasi konsep pada situasi yang baru dan pada proses untuk memperbaiki pengetahuan kita. Tetapi, model ini tidak membedakan antara proses penguasaan suatu pengetahuan (metode), metodologi (menyatakan metodanya), dan epistemologi (menyatakan metodologinya).
Klasifikasi peneliti-peneliti akuntansi
Klasifikasi penelitian akuntansi menurut C.G. Jung:
      Pada dasarnya, Jung mengklasifikasi individu dengan cara penerimaannya terhadap informasi, yaitu dengan sensasi atau intuisi, dan cara mereka dalam membuat keputusan, yaitu pikiran atau perasaan. Definisi komponen‑komponen dimensi model Jung:
-         Sensasi mencakup penerimaan informasi melalui penginderaan, berfokus pada hal‑hal yang mendetail, menekankan pada saat dan tempat ini dan pada hal‑hal yang praktis.
-         Intuisi mencakup penerimaan informasi melalui imajinasi, menekankan pada keseluruhan atau Gestalt, mempertahankan idealisme yang memungkinkan pada pembuatan hipotesis, dan mempunyai minat dengan jangka waktu yang lama.
-         Pemikiran terkait dengan penggunaan penalaran yang tidak menunjuk pada orang tertentu dan formal untuk mengembangkan penjelasan pada batasan yang ilmiah, teknis, dan teoretis.
-         Pada sisi lain, perasaan terkait dengan pembuatan keputusan yang berdasar pada ketetapan bernilai tinggi dan berfokus pada masalah nilai, moral dan etika manusia.

Klasifikasi penelitian menurut Mitroff dan Kilman:
Ilmuwan abstrak, merupakan orang yang mempunyai kepribadian penginderaan pemikiran, dimotivasi dengan perilaku bertanya dengan metodologi dan logika yang tepat, yang berfokus pada kepastian, keakuratan, dan reliabilitas, dan tergantung pada paradigma yang sederhana, mudah dijelaskan dan konsisten.
Teoretisi konseptual, merupakan orang yang mempunyai kepribadian pemikir-intuisi, berusaha untuk membuat penjelasan dan hipotesis ganda untuk menjelaskan fenomena, yang berfokus pada penemuan, bukan untuk pengujian.
Humanis khusus, merupakan orang yang mempunyai kepribadian penginderaan‑perasaan, terkait dengan keunikan khusus setiap manusia. Setiap orang itu media yang unik, bukan yang secara teoretis, abstrak.
Humanis konseptual, merupakan orang yang mempunyai kepribadian intuisi perasaan, berfokus pada kesejahteraan manusia, mengarahkan pertanyaan konseptual personalnya pada pembentukan seluruh manusia menjadi bak.

           
Mekanisme dalam akuntansi tidak hanya mencari persamaan dan perbedaan antar objek studi, tetapi juga mencari hubungan kuantitatif antar objek studi sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi. Mekanisme dalam akuntansi juga mencari aturan‑aturan empiris antar fenomena‑fenomena yang berbeda melalui berbagai bentuk korelasi statistis. Penelitian pasar, keperilakuan, penelitian akutansi positif, studi untuk memprediksi kejadian dan studi berbasis korelasi lain dalam penelitian utama akuntansi, merefleksikan pembelokan mekanisme analitis yang berfokus pada fenomena tersendiri, tidak secara kompleks dan konteks, dan pembelokan mekanisme integratif dengan melihat dunia sebagai sesuatu yang tersusun baik dengan hubungan yang dapat dijelaskan dan dikualifikasikan.
Pandangan fungsionalis terhadap akuntansi berfokus pada penjelasan susunan sosial (akuntansi mempunyai peran di sini), dari sudut pandang realisme, positivisme, determinisme, dan nomotesis. Pandangan fungsionalis terkait dengan aturan efektif yang berdasar pada bukti‑bukti objektif. Paradigma fungsionalis pada akuntansi memandang fenomena akuntansi sebagai hubungan dunia riil yang lengkap, yang mempunyai aturan‑aturan dan hubungan sebab akibat dapat digunakan untuk memberikan penjelasan dan prediksi ilmiah.
     Interaksionisme dengan fokusnya pada hubungan dan interaksi manusia dijelaskan dalam bentuk akuntansi keperilakuan. Objektivisme dengan komitmennya pada model dan metode yang digunakan dalam ilmu sosial, merupakan jalan utama bagi pembuatan teori dan penelitian akuntansi.
            Pandangan fungsionalis terhadap akuntansi mempunyai ciri yang secara umum disebut sebagai aliran utama (mainstream) penelitian akuntansi. Asumsi‑asumsi dominan ini mencakup: “Teori merupakan bagian yang terpisah dari observasi, yang digunakan untuk membuktikan atau memutar-balikkan suatu teori”.
            Akuntansi ekonomi politis (AEP) adalah sebuah pendekatan normatif, deskriptif, dan kritis terhadap penelitian akuntansi. Ia memberikan kerangka kerja yang lebih luas dan lebih holistik dalam menganalisis dan memahami nilai dari laporan-laporan akuntansi di dalam ekonomi secara keseluruhan. Pendekatan AEP mencoba untuk menjelaskan dan menerjemahkan peran dari laporan akuntansi dalam pendistribusian laba, kekayaan, dan kekuatan dalam masyarakat. Dalam pelaksanaannya, suatu pendekatan AEP akan menjadikan struktur institusional dari masyarakat sebagai model yang akan membantu melaksanakan peran tersebut dan memberikan suatu kerangka kerja untuk memeriksa seperangkat institusi, akuntansi, dan laporan akuntansi yang baru.
            Untuk meningkatkan posisi dan penghormatan terhadap akuntansi, berbagai usulan telah dibuat baik untuk akuntansi maupun berbagai disiplin ilmu bisnis. Usaha tersebut umumnya diarahkan kepada pengapdatasian akuntansi untuk mengubah lingkungan sosial dan ekonomi. Beberapa usulan meliputi:
a.       Suatu keterkaitan dengan matematika
  1. Suatu fokus pada teori keputusan
  2. Suatu referensi terhadap elemen-elemen dari teori pengukuran formal
  3. Suatu penekanan pada setting pasar modal, yang paralel dengan keuangan modern
  4. Suatu peranan bagi pendekatan ekonomi informasi
  5. Suatu perhatian bagi implikasi dari pilihan-pilihan model profitabilistik, yang merupakan psikologi matematis, bagi pilihan dan penggunaan teori informasi akuntansi.
Sumber : http://zetzu.blogspot.com/2010/12/perspektif-penelitian-dalam-akuntansi_03.html

Pengertian Penalaran dan Macam-Macam Penalaran


Pengertian Penalaran dan Macam-Macam Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :

1. Penalaran Induktif
    Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara logika induktif dengan istilah generalisasi.
s
Contoh : 
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

2. Penalaran Deduktif
    Penalaran deduktif dibidani oleh filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van Dalen:6) menyatakan bahwa penalaran deduktif adalah, ”A discourse in wich certain things being posited, something else than what is posited necessarily follows from them”. pola penalaran ini dikenal dengan pola silogisme. Pada penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. 
   Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Contoh :
-Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
-DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
  kesimpulan ---> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi